Pada tahun 1220, penguasa Mongol Jenghis Khan berhasil menguasa Samarkand, Khwarezmia, Irak, Bagdad dan negeri-negeri lainnya dari timur hingga barat. Mereka membuat kerusakan di semua wilayah yang mereka kuasai. Tidak ada alagi ketenangan di Asia Tengah. Orang Turki mulai bermigrasi ke Anatolia secara berkabilah-kabilah.

Ertugrul Ghazi berasal dari kabilah Kayi dari bangsa Oquz. Ketika ayahnya Gunuz Alp, wafat saat melewati sungan eufrat di dekat benteng ja’bar, Ertugrul Ghazi terpilih sebagai kepala suku.

Suku Kayi menyaksikan perang antara Kesultanan Seljuk dan Mongol saat mereka bermalam di sebuah daerah dekat Sivas. Ertugrul Ghazi membantu Kesultanan Seljuk dan memenangkan peperangan ini.

Atas hal ini, Sultan Sejuk Alauddin memberikan Sogut dan Domanic kepada Ertugrul Ghazi sebagai hadiah. Suku Kayi pun bermukim di Sogut dan Domanic. Ertugrul Ghazi adalah seorang pemimpin yang sangat adil terhadap rakyatnya. Beliau memperoleh banyak kemenangan saat menghadapi musuh-musuhnya.

Beliau berhasil menaklukkan Karacahisar. Beliau selalu berusaha menyebarkan agama Islam di Sogut, beliau berjuang menghadapi para kepala suku dari Bizantium.

Ertugrul Ghazi meninggal duni pada tahun 1281 saat berusia 90 tahun dan putranya Ustman Ghazi menggantikannya sebagai Kepala Suku. Ketika para kepala suku Tukmen di Anatolia saling bermusuhan, Utsman Ghazi berjuang menghadapi Bizantium di perbatasan. Pada tahun 1288 Sultan Seljuk mengiriminya hadiah dan menyatakannya sebagai Bey (Pemimpin para kepala suku) di tanahnya sendiri. Dalam waktu singkat, beliau berhasil memperluas wilayah penaklukannya bersama pasukan yang gagah berani, dan mereka berhasil menaklukan Bilecik. Ketika Kesultanan Seljuk benar-benar runtuh, Utsman Ghazi mendeklarasikan kemerdekaanya. Dengan demikian Daulah Utsmaniah telah didirikan pada tahun 1299