Rasulullah SAW bersabda, “Anak cucu adam berkata, “Hartaku, hartaku!” Tidakkah engkau memiliki harta kecuali yang kau sedekahkan lalu kau habiskan, yang kau makan lalu kau habiskan, atau yang kau pakai hingga usang.” ( HR Sunan Tirmidzi )

Dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 32 sampai 44, Allah SWT memberi peringatan dengan sebuah contoh perilaku orang-orang kafir yang tidak patut, mereka melakukan kesombongan kepada orang-orang muslim yang miskin dengan cara membanggakan harta kekayaan mereka dan orang-orang yang bekerja kepada mereka.

Sebagaimana dalam contoh, digambarkan bahwa kondisi dua orang yang disebutkan, salah satunya tenggelam dalam dunia dan mengingkari akhirat karena kebodohan dan kesombongannya. Begitu juga, ditunjukkan bahwa peringatan yang dilakukan orang mukmin telah menjadi kenyataan. Maksudnya, dijelaskan bahwa harta yang diandalkan orang kafir tersebut telah musnah dan hancur, dia tidak dapat bantuan dari siapa pun, dan memahami kebodohan dirinya dengan penuh penyesalan, serta dijelaskan bahwa tidak ada sesuatu selain Allah SWT yang dapat memberikan kebaikan dan melindungi manusia dari berbagai macam musibah.

Menurut sebuah riwayat, dua orang ini adalah dua saudara laki-laki atau sepasang pengusaha yang memiliki hubungan kerja dari kalangan Bani Israil. Mereka membagi delapan ribu emas yang merupakan milik mereka bersama. Orang kafir menggunakan bagiannya untuk membeli tanah dan semacamnya, sedangkan orang mukmin menggunakan bagiannya untuk keperluan di jalan Allah SWT. Allah SWT menjelaskan kondisi dua orang itu dengan sebuah contoh agar menjadi pelajaran bagi yang lainnya.

Allah SWT pun memberikan pahala yang melimpah kepada orang-orang yang beriman karena amal kebaikannya. Inilah hasil terbaik. Dia memberikan hasil akhir yang baik kepada hamba-hamba yang saleh, menjadikan akhir hidupnya husnul khatimah, dan memasukkannya ke dalam surga. Alhasil, manusia harus berusaha untuk mencapai hasil yang indah ini dan memikirkan masa depan akhirat serta tidak berbangga diri dengan kekayaan dunia.

Tidak diragukan lagi bahwa kekayaan dunia tidak dapat diandalkan. Selain itu, kekayaan dunia yang diperoleh secara tidak jelas dapat menjadi bencana bagi pemiliknya. Jika kekayaan tersebut diperoleh secara jelas, tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik dan zakatnya tidak diberikan serta tidak disyukuri, itu juga tidak akan memiliki manfaat sama sekali. Suatu hari kekayaan itu akan musnah, dan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.